Sekarang Bulan Apa dalam Islam?
Ketika artikel ini ditulis pada 27 Juli 2024, maka hari ini bertepatan dengan tanggal 21 Muharram 1446 H. Panduan tersebut merujuk pada Kalender Hijriah Indonesia 2024 yang diterbitkan oleh Kemenag RI.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini, kita berada di bulan Muharram, yang merupakan salah satu dari empat bulan suci dalam Islam. Muharram memiliki makna yang sangat penting, karena selama bulan ini umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak ibadah dan amal kebaikan.
Selain itu, bulan ini juga dikenal dengan peristiwa Asyura, yang jatuh pada tanggal 10 Muharram. Di mana berbagai tradisi dan ibadah khusus dilakukan untuk mengenang peristiwa penting dalam sejarah Islam.
Seperti yang sudah dibahasa sebelumya Muharram merupakan bulan pertama dalam sistem penanggalan Hijriah. Setelahnya, akan muncul bulan Safar yang merupakan bulan kedua dalam sistem penanggalan Islam.
Kembali merujuk pada Kalender Hijriah Indonesia 2024 yang diterbitkan oleh Kemenag RI, bulan Safar akan datang bersamaan dengan tanggal 5 Agustus 2024. Tanggal tersebut akan menandai berakhirnya bulan Muharram dan dimulainya bulan Safar.
Pernahkah Anda bertanya-tanya, bulan apa yang sedang kita lalui dalam kalender Islam? Bagi umat Muslim, mengetahui bulan Hijriyah yang sedang berlangsung sangatlah penting.
Waktu terus berjalan, begitu pula dengan pergantian bulan dalam kalender Islam. Setiap bulannya memiliki keunikan dan peristiwa penting yang menjadikannya memiliki makna tersendiri bagi umat Muslim.
Bagaimana Sistem Perhitungan Hijriah?
Mengutip dari laman Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat (UMSB), sistem penanggalan kalender Hijriah didasarkan pada pergerakan atau rotasi bulan mengelilingi bumi. Oleh karena itu, penentuan pergantian hari dalam kalender Hijriah berbeda dengan kalender Masehi.
Kalender Masehi memulai hari pada pukul 00.00 waktu setempat, sedangkan kalender Hijriah memulai hari saat matahari terbenam di lokasi tersebut.
Karena perhitungan yang berbeda, satu tahun dalam kalender Hijriah lebih pendek dibandingkan dengan kalender Masehi, yaitu hanya 354 atau 355 hari. Sementara itu, satu tahun dalam kalender Masehi terdiri dari 365 atau 366 hari.
Penjelasan mengenai sistem penanggalan kalender Hijriah berdasarkan rotasi bulan terdapat dalam firman Allah SWT dalam surah Yunus ayat 5 berikut:
هُوَ الَّذِيْ جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاۤءً وَّالْقَمَرَ نُوْرًا وَّقَدَّرَهٗ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوْا عَدَدَ السِّنِيْنَ وَالْحِسَابَۗ مَا خَلَقَ اللّٰهُ ذٰلِكَ اِلَّا بِالْحَقِّۗ يُفَصِّلُ الْاٰيٰتِ لِقَوْمٍ يَّعْلَمُوْنَ ٥
Artinya: "Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya, dan Dialah yang menetapkan tempat-tempat orbitnya, agar kamu mengetahui bilangan tahun, dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan benar. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui."
Dengan bangga dibuat dengan ♥ di Polandia
Lei, sekarang jam berapa?
Rabiul Akhir adalah bulan keempat dalam kalender Hijriyah, sebuah sistem penanggalan yang digunakan oleh umat Islam di seluruh dunia. Kalender Hijriyah mengikuti pergerakan bulan, sehingga berbeda dengan kalender Masehi yang berdasarkan pergerakan matahari. Setiap bulan dalam kalender Hijriyah memiliki signifikansi tersendiri, termasuk Rabiul Akhir, yang menyimpan banyak peristiwa penting dan memiliki keutamaan dalam sejarah Islam.
Peristiwa Rabiul Akhir Bulan ke Berapa: Posisi dalam Kalender Hijriyah
Rabiul Akhir menempati urutan keempat dalam kalender Hijriyah, setelah bulan Rabiul Awal dan sebelum bulan Jumadil Awal. Kalender Hijriyah dimulai dengan bulan Muharram, diikuti oleh Safar, kemudian Rabiul Awal, dan Rabiul Akhir. Karena mengikuti siklus bulan, setiap bulan Hijriyah memiliki durasi sekitar 29 atau 30 hari, tergantung pada pengamatan hilal (bulan sabit) yang menandai dimulainya bulan baru.
Penempatan Rabiul Akhir sebagai bulan keempat menunjukkan bahwa ia adalah bagian dari separuh awal tahun Hijriyah. Meskipun mungkin tidak sepopuler bulan-bulan lain seperti Ramadan atau Muharram, Rabiul Akhir memiliki signifikansi yang tak kalah penting. Umat Islam memanfaatkannya sebagai waktu untuk memperbanyak ibadah dan merenungkan peristiwa-peristiwa penting yang pernah terjadi pada masa lampau.
Peristiwa Rabiul Akhir Bulan ke Berapa: Sejarah dan Keutamaan
Salah satu keutamaan Rabiul Akhir adalah sejumlah peristiwa penting yang terjadi pada bulan ini, yang memiliki dampak besar pada perkembangan agama dan peradaban Islam. Contohnya adalah wafatnya ulama besar Sayyidina Abdul Qadir Al-Jailani pada 11 Rabiul Akhir. Abdul Qadir Al-Jailani dikenal sebagai salah satu tokoh spiritual yang sangat berpengaruh di dunia Islam, terutama melalui Tarekat Qadiriyah yang beliau dirikan. Jutaan Muslim di seluruh dunia mengikuti ajarannya hingga kini, dan wafatnya pada bulan ini diperingati dengan penghormatan khusus oleh para pengikutnya.
Selain itu, bulan Rabiul Akhir juga menjadi saksi kemenangan dalam berbagai pertempuran penting pada masa awal Islam. Kemenangan-kemenangan ini membantu memperkuat posisi umat Islam di Jazirah Arab dan memperluas wilayah kekuasaan Islam. Meskipun sebagian besar peristiwa militer ini terjadi di wilayah Timur Tengah, pengaruhnya terasa hingga ke berbagai belahan dunia, membantu penyebaran Islam ke luar dari wilayah asalnya.
Peristiwa Rabiul Akhir Bulan ke Berapa: Perkembangan Ilmu Pengetahuan Islam
Bulan Rabiul Akhir juga berperan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan Islam. Pada masa keemasan Islam, banyak cendekiawan Muslim yang menghasilkan karya monumental dalam bidang-bidang seperti filsafat, matematika, kedokteran, dan astronomi. Beberapa karya besar ini dihasilkan atau dipublikasikan pada bulan Rabiul Akhir, sehingga bulan ini turut menjadi tonggak dalam sejarah intelektual Islam.
Misalnya, para ilmuwan seperti Al-Farabi dan Al-Kindi, yang dianggap sebagai pemikir besar Islam, berkontribusi besar pada ilmu pengetahuan yang diwariskan kepada dunia. Ilmu pengetahuan yang dikembangkan oleh para ilmuwan Muslim pada masa ini tidak hanya memajukan peradaban Islam tetapi juga memberikan pengaruh besar pada perkembangan ilmu pengetahuan di Eropa dan Asia.
Peristiwa Rabiul Akhir Bulan ke Berapa: Tradisi dan Peringatan
Meskipun bulan Rabiul Akhir tidak memiliki kewajiban khusus seperti bulan Ramadan, beberapa tradisi umat Islam dilakukan pada bulan ini. Di berbagai negara, bulan ini sering diisi dengan pengajian, zikir, dan peringatan atas peristiwa penting seperti wafatnya tokoh-tokoh ulama yang berpengaruh, terutama dalam tradisi tasawuf. Misalnya, para pengikut Tarekat Qadiriyah memperingati wafatnya Sayyidina Abdul Qadir Al-Jailani dengan berbagai acara keagamaan.
Di beberapa komunitas Muslim, bulan ini juga digunakan untuk memperbanyak ibadah sunnah, seperti puasa sunnah, sedekah, dan berdoa. Umat Islam menganggap bulan ini sebagai waktu yang baik untuk mendekatkan diri kepada Allah dan memperbaiki diri secara spiritual.